Selaras Mengikuti Lokakarya Pengelolaan Dana Hibah Siklus 5

Tanggal

21 Maret 2025

Penulis

Cinthia Tumbio, Aflia Pongbatu

Manokwari, 3 Maret 2025 – Yayasan Sealam Karya Lestari (SELARAS) mengikuti Lokakarya Pengelolaan Dana Hibah dalam Program BAF Siklus 5. Blue Abadi Fund (BAF) adalah dana perwalian konservasi yang dikhususkan untuk Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan lembaga lokal untuk mengelola sumber daya kelautan mereka secara berkelanjutan melalui pendampingan dan penyaluran dana hibah. BAF memiliki 2 (dua) fasilitas penyaluran hibah, yaitu fasilitas Hibah Primary dan Hibah Kecil Inovasi.Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) diberikan mandat sebagai Administrator Blue Abadi Fund yang bertanggung jawab untuk mengelola dan menyalurkan hibah kepada mitra lokal yang disetujui oleh Governance Committee.

Program Blue Abadi Fund (BAF) bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Mitra Hibah Primary dan Inovasi dalam Pengelolaan Program dan Keuangan Siklus Hibah 5. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 6 Maret 2025 kegiatan yang dilaksanakan di Manokwari dan diikuti oleh 7 mitra penerima hibah antara lain LPPM Universitas Papua (UNIPA), BLUD UPTD Pengelolaan KKP Kaimana, Pokmaswas Nusa Matan Fakfak, Orang Muda Katolik (OMK) Kaimana, Yayasan Meos Papua Lestari (YMPL), Kelompok Pemuda Kobererei Kampung Uriemi, dan Yayasan Sealam Karya Lestari (Selaras), kegiatan ini berlangsung di Hotel Triton.

Pembukaan kegiatan dengan di tandai 3x tepukan tifa

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Mitra BAF Siklus 5 diselenggarakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan para mitra dalam mengelola program dan keuangan hibah secara lebih transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip pengelolaan dana hibah yang baik, menyusun laporan keuangan yang sesuai standar, serta mengoptimalkan implementasi program agar memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat.

Selama empat hari pelatihan, para mitra mendapatkan materi mengenai tata kelola Blue Abadi Fund, mekanisme dan siklus penyaluran hibah, serta penyusunan laporan program dan laporan keuangan yang sesuai dengan panduan serta standar yang berlaku. Pelatihan ini dilakukan dengan dua metode utama, yaitu sesi pleno untuk pembahasan umum dan sesi kelompok yang berfokus pada aspek spesifik terkait pengelolaan program serta pengelolaan keuangan.

Kelas keuangan dari masing-masing Mitra memaparkan hasil dari sesi praktek

Kelas keuangan saat sesi praktek

Selain sesi teori, peserta juga mengikuti praktik langsung dalam penyusunan laporan, mulai dari pembuatan laporan narasi kegiatan, penyusunan matriks capaian, hingga simulasi laporan keuangan hibah. Dengan adanya sesi praktik ini, para mitra diharapkan dapat lebih memahami dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam pengelolaan dana hibah di organisasi masing-masing. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, serta mendapatkan umpan balik langsung dari fasilitator guna meningkatkan kualitas tata kelola hibah secara keseluruhan.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat jejaring kerja sama antar mitra di tingkat lokal, sehingga tercipta hubungan yang lebih erat dalam pengelolaan program, penyaluran hibah, serta pelestarian lingkungan. Melalui lokakarya ini, para mitra memiliki kesempatan untuk bertukar pengalaman, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, serta menggali strategi terbaik dalam mengoptimalkan efektivitas program yang dijalankan. Dengan adanya interaksi yang intensif, setiap mitra dapat belajar dari keberhasilan maupun kendala yang dihadapi oleh organisasi lain, sehingga tercipta ekosistem kerja yang lebih solid dan saling mendukung.

Kelas program saat sesi paraktek

Kelas program masing-masing mitra memaparkan hasil dari sesi praktek

Pertemuan ini juga membuka ruang bagi para peserta untuk menjalin kemitraan baru, baik dengan sesama mitra hibah maupun dengan pemangku kepentingan lainnya, yang dapat membantu memperluas dampak program di lapangan.  Lebih dari sekadar berbagi pengalaman, kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat sinergi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut di Papua Barat. Dengan meningkatnya kerja sama dan koordinasi antar mitra, pengelolaan dana hibah dapat dilakukan secara lebih transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.

Hal ini tidak hanya akan memastikan efektivitas pelaksanaan program konservasi, tetapi juga membantu mendorong inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Keberlanjutan ekosistem laut di Papua Barat menjadi tanggung jawab bersama, dan melalui kemitraan yang kuat, diharapkan upaya perlindungan lingkungan dapat terus berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, serta menjaga keseimbangan alam bagi generasi mendatang.